Sabtu, 10 Januari 2009

Sebuah Cerita tentang Wakil Rakyat

Paragraf Pertama
Dia diuntungkan oleh sistem pemilu. Entah bagaimana logika hitungannya, Sidi Ambin tiba-tiba
saja sudah duduk Di kursi empuk DPRD dari Partai ESQ, sebut saja dulu
demikian. Gelar yang melekat di namanya itu, yang tak boleh lupa
menuliskannya, tak jelas riwayat dan sejarah peraihannya. Tiba-tiba
saja ada.Nama wadah itu Asosiasi
Anggota DPRD Seluruh Indonesia (AADSI), sebut saja seperti. Hal yang
sama juga dilakukan sesama gubernur, bupati, dan walikota
se-Indonenesia. Untung saja presiden cuma satu di negeri ini, kalau
lebih, tentu akan muncul pula asosiasinya.Seperti biasa, pihak sekretariat DPRD menyiapkan segala sesuatunya secara makisimal, termasuk tiket yang dipilih executive. Sebanyak 25 orang anggota dewan berangkat berbarengan dalam satu pesawat. Sepanjang hidung ditampuah angok, ini pertama kali DR (HC) Sidi Ambin naik persawat. Kalau bukan anggota legislatif, mungkin ia tak akan pernah naik patatabang.Pramugari itu berkata: “Bapak mesti pindah duduk, Pak. Bapak kan mestinya di executive?” Langsung saja DR ((HC) Sidi Ambin menghardik, “Tidak! Tidak! Saya bukan executive. Saya legislatif!” Tidak
mengerti maksud penumpang yang satu ini, dengan kebijakannya sendiri,
pramugari itu membiarkan saja DR ((HC) Sidi Ambin duduk di kursi yang
dipilihnya itu.Setelah beristirahat
sejenak, semua tamu dijamu makan malam. Karena anggota legislatif
seluruh Indonesia ini berasal dari berbagai agama yang berbeda, tentu
panitia menyediakan dan membagi tempat sesuai dengan menu agama
masing-masing.Sesampai di Bandara Cengkareng, DR ((HC) Sidi Ambin tampak tergesa-gesa. Kawan-kawan yang lain heran. Tagageh bana DR ((HC) Sidi Ambin di bandara itu. “Manga tagageh bana, Pak Sidi,” kata salah seorang dari rombongan. “Oi ngangak bana kalian di Jakarta ko ma! Itu hah, lai tampak dek Apak-apak merek tu: BAGGAGE,” jawab DR ((HC) Sidi Ambin sambil tangannya menunjuk sebuah tulisan yang tergantung di dekat pintu masuk. “Disuruahnyo bagageh awak!”Buktinya, pada harian Singgalang,
Rabu, 24 Oktober 2007, menurunkan 3 berita tentang perangai memuakkan
anggota DPRD. Dua berita pada halaman 1 dan satu berita halaman 4.
Berita itu intinya berkaitan dengan perempuan. Pada pertengahan Agustus
tahun ini, dua orang anggota DPRD ditangkap polisi di sebuah hotel di
Bukittinggi. Mereka dituduh menggunakan sabu-sabu dan berbuat mesum.Tapi, itulah realitas.
Realitas anggota legislatif. Wakil rakyat yang dipilih rakyat. Bukan
tak mungkin, bahwa anekdot yang diceritakan teman saya itu, betul-betul
terjadi di negeri ini. Jika memang demikianlah kualitas sumber daya dan
mentalitas anggota legislatif itu: rata-rata selevel dengan DR ((HC)
Sidi Ambin


Semua Paragrap yang di sembunyikan

Read More…

Tidak ada komentar: